Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMPontianak) menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional dengan menghadirkan Dr. Razitasham Safii dari Faculty of Medicine and Health Sciences Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS). Dr. Razitasham Safii merupakan Visiting Professor dengan fokus pada One Health Approach in Rabies Management.
Materi Kuliah Tamu
Dr. Razitasham Safii memaparkan materi tentang “One Health Concept in Rabies”, dengan cakupan sebagai berikut:
- Definisi Rabies
Rabies adalah penyakit zoonosis virus akut yang menyerang sistem saraf pusat (SSP) dan hampir selalu berakibat fatal.
- Hewan Penular Rabies
Anjing adalah sumber utama penularan rabies pada manusia, namun hewan lain seperti kucing, kera, dan kelelawar juga dapat menularkan penyakit ini.
- Penularan Rabies
Rabies menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi, kontak dengan air liur hewan yang terinfeksi, atau kontak dengan jaringan saraf hewan yang terinfeksi.
- Masa Tunas Rabies
Masa tunas rabies bervariasi, dari beberapa hari hingga beberapa bulan, dengan rata-rata 1-3 bulan.
- Tanda-tanda Rabies pada Hewan
Hewan menjadi agresif, mudah marah, dan gelisah.
Hewan mengalami kelumpuhan, kesulitan menelan, dan air liur berlebihan.
- Tanda-tanda Rabies pada Manusia
Demam, sakit kepala, dan kelemahan.
Kesemutan, gatal, dan rasa panas di sekitar bekas gigitan.
Kebingungan, halusinasi, dan kejang-kejang.
Kelumpuhan dan hydrophobia (ketakutan air).
- Dinamika Penularan Penyakit
Dr. Razitasham Safii menjelaskan dinamika penularan penyakit rabies dengan diagram yang menunjukkan reservoir (sumber) virus, cara penularan, dan host (inang) yang rentan.
- Distribusi Kasus Rabies di Kalimantan Barat
Dr. Razitasham Safii menunjukkan grafik dan peta yang menggambarkan distribusi kasus rabies pada manusia dan hewan di Kalimantan Barat dari tahun 2014 hingga 2020.
- Peningkatan Kasus Rabies di Kalimantan Barat
Dr. Razitasham Safii membahas faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kasus rabies di Kalimantan Barat, termasuk:
Lambatnya penangangan KLB Rabies.
Kurangnya kesadaran masyarakat.
Keterbatasan sarana dan prasarana.
- Cara Mencegah Rabies
Dr. Razitasham Safii menekankan pentingnya pencegahan rabies melalui:
Vaksinasi hewan peliharaan.
Menghindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang menunjukkan gejala rabies.
Melapor ke dinas kesehatan jika menemukan hewan liar atau hewan yang menunjukkan gejala rabies.
Segera mencari pertolongan medis jika digigit hewan yang berpotensi rabies.
Diskusi Interaktif
Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab berlangsung dengan interaktif. Para peserta antusias untuk menggali lebih dalam tentang pendekatan One Health dan aplikasinya dalam pengelolaan rabies di Indonesia.
Penutup
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Pontianak, Ismael Saleh, S.K.M., M.Sc menyampaikan apresiasinya kepada Dr. Razitasham Safii atas kesediaannya berbagi pengetahuan dengan sivitas akademika UMPontianak.
“Kuliah tamu ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang pendekatan One Health dalam pengelolaan rabies. Semoga ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk membantu mengendalikan penyakit rabies di Indonesia,” kata Ismael Saleh, S.K.M., M.Sc.
Pelaksanaan Kuliah Tamu
Kuliah tamu ini diadakan secara hybrid, yaitu kombinasi antara luring dan daring. Peserta yang hadir secara luring mengikuti kegiatan di Aula Universitas Muhammadiyah Pontianak, sedangkan peserta daring mengikuti melalui platform Zoom Meeting.
Manfaat Kuliah Tamu
Kuliah tamu ini memberikan manfaat bagi para peserta, antara lain:
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pendekatan One Health dalam pengelolaan rabies.
Memperoleh informasi terbaru tentang penelitian dan perkembangan terbaru dalam bidang rabies.
Memperluas jaringan dan menjalin hubungan dengan pakar rabies dari luar negeri.
Kesimpulan
Kuliah tamu internasional dengan Dr. Razitasham Safii merupakan kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pendekatan One Health dalam pengelolaan rabies. Diharapkan ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk membantu mengendalikan penyakit rabies di Indonesia.